Technologi ini telah dikembangkan untuk berbagai bidang, akan tetapi belum banyak diterapkan dalam pengendalian Nyamuk Anopheles, sebagai vector tular malaria. Teknologi ini telah didanani oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Pendidikan Tinggi, selama kurun waktu 4 tahun terakhir, sejak 2019-2022. Penelitian untuk Uji dalam skala laboratorium, Laboratorium Lapangan, pengendalian di wilayah endemis, uji coba lifetime. Gradasi konsentrasi mulai dari skala laboratorium, laboratorium lapangan, hingga uji pada wilayah ekologis dan uji usia pakai material, sebagai langkah dalam penetapan konsentrasi yang efektif dalam pengendalian vector Anopheles. Konsentrasi yang dibutuhkan dalam berbagai tingkatan uji, adalah sebagai berikut : skala laboratorium (0,05 mg/lt), Laboratorium lapangan (1 mg/liter), terapan wilayah endemis (1500 mg/lt) dan memiliki life time kemanfaatan hingga 50%, selama 225 hari. Materil ini dapat berfungsi sebagai pengganti material Organophosfat, yang saat ini sudah mencapai konsentrasi hingga 6000 mg/liter, dengan metode Insectiside Residual Sprayer (IRS). Material dalam skala nano.

memiliki efektifitas tinggi dalam intrusi kedalam sistem enzim Acetil Cholinesterasi (ACHe), sehingga mampu merusak metabolisme dalam tubuh nyamuk. Nanoteknologi telah disajikan pada international conferencece bersama National Taiwan University, https://sites.google.com/g.ntu.edu.tw/onehealth/program-at-a-glance?authuser=0. Nanoteknologi juga disajikan pada Seminar International SCIPH, https://www.atlantis-press.com/proceedings/sicph-19/articles, dan Andalas International Conference (AIPH) Padang, https://eudl.eu/pdf/10.4108/eai.9-10-2019.2297229. Selengkapnya informasi tentang nanotechnology dapat menghubungi mursidraharjo@lecturer.undip.ac.id.