Filariasis merupakan salah satu penyakit menular terabaikan atau dengan istilah Neglected Tropical Diseases (NTDs). Penyakit ini tidak menyebabkan risiko kematian, namun menurukan produktivitas kerja dan bisa menjadi ancaman kelangsungan hidup warga negara di masa depan. Hal ini disebabkan karena filariasis menyebabkan kecacatan seumur hidup (kecuali terdeteksi dan terobati secara dini). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan strategi pengendalian penyakit filariasis: mencegah penularan (interrupt the transmission) dan mencegah kecacatan.
Dalam operasionalnya, pengendalian penyakit filarisis dilakukan dengan upaya sebagai Berikut:
- Survei Darah jari (SDJ) untuk menemukan penderita secara dini (deteksi dini sehingan bisa dilakukan pengobatan sengan segera sehingga memperoleh kesembuan dan tindak menimbulkan kecacatan.
- Pengobatan penderita secara inten dan tuntas. Seseorang yang terdiagnosis positip cacing filaria dari hasi pemeriksaan darahnya akan diberikan pengobatan selama 10 hari berturut-turut.
Penelitian filariasis telah banyak dilakukan oleh Dr. Nurjazuli, SKM, M.Kes dan teams peneliti FKM.di wilayah endemis filariasis Kota Pengalongan Jawa Tengah. Hasil penelitian tersebut telahdipublikasikan pada jurnal Internasional bereputasi maupun Junral Nasional terakreditasi. Berikut Publikasi penelitian tentang filariasis selama ini.
No. | Judul artikel | Nama Jurnal | Link Publikasi |
1 |
Entomology Survey Based on Lymphatic Filariasis Locus in the District of Pekalongan City Indonesia | International Journal of Sciences; Basic and Applied Research (IJSBAR) Vol 22 No 1, 2015 | KLIK DISINI |
2 |
Analisis Sapsial Kejadian Filariasis di Kabupaten Demak Jawa Tengah. | Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17 No 1, 2018.
Terindex: Sinta 2 |
KLIK DISINI |
3 |
Analysis of Lymphatic Filariasis Transmission Potential in Pekalongan City, Cenmtral Java, Indonesia. | Asian Journal of Epidemiology, vol 11 No 1, 2018.
Scopus: Q4 (Discontinue) |
KLIK DISINI |
4 |
Potential Sources of Transmission and Distribution of Lymphatic Filariasis in Semarang City, Central Java, Indonesia | Unnes Journal of Public Health, Vol 9 No 1 , 2020.
Terindex: Sinta 2 |
KLIK DISINI |
5 | Potensi Culex quinquefasciatus sebagai Vektor Filariasis dan Kondisi Lingkungan di Kota Pekalongan | ASPIRATOR – Jurnal Penyakit Tular Vektor, Vol 13 No 2, 2021
Terindex: Sinta 2 |
KLIK DISINI |
6 |
Status of Lymphatic Filariasis Transmission after Two Additional Rounds of Filariasis Mass Drug Administration: A Case Study in Pekalongan City, Central Java, Indonesia | Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, Vol 10 No.E , 2022.
Scopus: Q3 |
KLIK DISINI |
oleh :
Dr. Nurjazuli, S.KM., M.Kes.
Consern meneliti filariasis sebagai salah satu Neglected Tropical Diesease (NTDs)